Khitanan Betawi: Tradisi Penuh Warna dan Kemeriahan Budaya

June 30, 2025
Khitanan Betawi: Tradisi Penuh Warna dan Kemeriahan Budaya
Published on  Updated on  

Upacara khitanan dalam budaya Betawi bukan sekadar prosesi medis, melainkan momen sakral yang dirayakan penuh kegembiraan dengan nuansa tradisional yang kental. Setelah menjalani sunat, anak laki-laki yang menjadi pusat acara akan diarak keliling kampung sebagai bentuk perayaan. Dalam prosesi ini, sang anak duduk di atas tandu yang dipikul oleh beberapa orang dewasa, menyerupai seorang pangeran yang dihormati. Iringan alat musik tradisional seperti gendang dan nyanyian khas Betawi menambah semarak suasana.


Situasi khitanan massal dan arak-arak pengantin sunat dengan menaiki kuda.
Sumber: Buku Ensiklopedia Jakarta: Tempo Doeloe, Kini, dan Esok dan website beritajakarta.id

Rombongan arak-arakan akan bergerak menuju rumah sang anak, namun belum bisa langsung masuk. Di depan rumah, sejumlah pendekar cilik telah bersiap menghadang. Ini adalah bagian dari tradisi, di mana anak yang disunat dan rombongannya harus melewati tantangan simbolis. Para pendekar cilik menjaga pintu dan tidak akan membiarkan rombongan masuk sebelum terjadi adu pantun antara mereka dengan para pengawal sang "pengantin sunat." Tradisi berbalas pantun ini menjadi hiburan tersendiri yang memperkaya nilai budaya dalam acara tersebut.

Arak-arak pengantin sunat. Sumber: Buku Ensiklopedia Jakarta: Tempo Doeloe, Kini, dan Esok

Setelah berhasil melewati para penjaga, rombongan pun diperbolehkan masuk. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat kepada anak yang telah dikhitan. Para tamu disuguhi aneka hidangan khas Betawi, mulai dari makanan ringan hingga jamuan besar. Sajian kuliner ini menjadi penutup yang hangat dari rangkaian khitanan yang meriah dan penuh makna.

Tradisi khitanan Betawi adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang tetap dijaga dan diwariskan antargenerasi. Kemeriahannya bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga mempererat hubungan sosial dalam masyarakat.

 

Ditulis oleh Noverdy R

Referensi:
Setianti, Eni, dkk. Ensiklopedia Jakarta: Jakarta Tempo Doeloe, Kini, & Esok. Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009.

Published on  Updated on