Pada masa pemerintahan Gubernur JP Coen, kota Batavia telah memiliki sistem transportasi modern untuk zamannya, yaitu trem. Sekitar tahun 1897, sudah terdapat jalur trem yang beroperasi di sekitar area Stationsplein yang kini dikenal sebagai kawasan Museum Bank Mandiri di dekat Stasiun Kota. Trem ini menghubungkan pusat pemerintahan di Stadhuis dengan kawasan Harmoni, serta terintegrasi langsung dengan jalur kereta api luar kota yang berhenti di Stasiun Kota. Keberadaan jalur trem yang melintasi depan stasiun menjadi bukti bahwa sejak awal, transportasi massal telah menjadi perhatian utama dalam pengembangan kota Batavia.
Dokumentasi Tropen Museum on Wikipedia
Selain trem, moda transportasi air juga memainkan peran penting dalam mobilitas masyarakat Batavia. Perencanaan kota tahun 1920 menunjukkan bahwa jaringan sungai dibangun untuk menghubungkan berbagai wilayah kota. Kawasan Harmoni hingga Hayam Wuruk kala itu dikenal sebagai pusat perdagangan, di mana aktivitas ekonomi tidak hanya terjadi di darat tetapi juga di atas air.
Dokumentasi Ensiklopedia Jakarta
Cikal bakal transportasi air ini berawal dari pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi pintu masuk utama kapal-kapal dagang. Kali Ciliwung, yang saat itu masih lebar dan dalam, memungkinkan perahu pedagang untuk masuk jauh ke dalam kota. Cabang-cabang sungai dari Kali Ciliwung dimanfaatkan sebagai jalur air yang menghubungkan berbagai bagian kota. Untuk menunjang kelancaran arus kapal, dibangun Jembatan Merah yang bisa dibuka-tutup, memungkinkan kapal melintas tanpa hambatan. Pada masanya, jembatan ini dianggap sebagai pencapaian teknologi yang mendukung aktivitas ekonomi Batavia secara signifikan.
Ditulis oleh Noverdy R
Referensi:
Setianti, Eni, dkk. Ensiklopedia Jakarta: Jakarta Tempo Doeloe, Kini, & Esok. Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009.