Saat Tim Redaksi SpaceJakarta mengunjungi lokasi historis Museum Bahari di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara pada tanggal 6 Mei 2025, kami langsung disambut oleh nuansa masa lalu yang kuat. Gedung tua bergaya kolonial ini dulunya adalah gudang penyimpanan rempah milik Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang dibangun pada abad ke-17. Letaknya yang strategis di tepi Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi saksi peran penting Jakarta sebagai pusat pelayaran dan perdagangan laut sejak masa kolonial.
Dokumentasi Tim SpaceJakarta di Museum Bahari
Di dalam museum, kami menemukan ratusan koleksi berharga yang menceritakan sejarah panjang kemaritiman Indonesia. Mulai dari replika perahu Pinisi, Sandeq, hingga kapal layar dari berbagai daerah di Nusantara, semuanya ditata rapi dan informatif. Koleksi lain seperti peta pelayaran kuno, alat navigasi tradisional, jangkar tua, dan meriam kapal menambah kekayaan wawasan tentang teknologi dan budaya pelayaran masa lampau.
Dokumentasi Tim SpaceJakarta di Museum Bahari
Yang menarik, museum ini bukan sekadar ruang untuk memajang benda saja. Saat kunjungan kami, tampak sekelompok pelajar mengikuti tur edukatif yang dipandu oleh staf museum. Program seperti ini, bersama lokakarya dan diskusi sejarah maritim, menunjukkan peran aktif Museum Bahari sebagai pusat edukasi publik.
Melalui pendekatan visual, interaktif, dan narasi sejarah yang kuat, Museum Bahari mampu membangkitkan kembali kesadaran generasi muda tentang pentingnya laut dalam perjalanan bangsa. Edukasi sejarah seperti ini menjadi pondasi penting dalam membangun identitas Indonesia sebagai negara maritim.
Dokumentasi Tim SpaceJakarta di Museum Bahari
Bagi kami di SpaceJakarta, kunjungan ini bukan sekadar liputan melainkan pengalaman langsung yang memperkaya pemahaman akan pentingnya merawat sejarah dan laut sebagai warisan sekaligus masa depan bangsa.
Ditulis oleh: Noverdy R