Lutfi Yanuar, seniman kelahiran Bandung yang sudah berkecimpung di dunia seni sejak tahun 2012. Merupakan Sarjana Seni Rupa ITB (lulus 2017 dengan predikat cumlaude). Ia mengembangkan praktik artistiknya dari pengalaman hidup yang membentang antara Kota Bandung dan pedesaan di Kabupaten Kebumen. Pengalaman lintas ruang ini membentuk ketertarikan Lutfi dalam menjelajahi nilai etik dan estetik yang beragam, mempertemukan unsur budaya, alam, dan kontemporer dalam praktik visualnya.
Dalam karya-karyanya, Lutfi sering kali melukiskan eksistensi manusia, baik secara sosial maupun ekologis. Ia dikenal dengan pendekatan yang eklektik, memadukan tekstur, sulam, dan tinta sebagai metode yang tidak hanya visual tetapi juga konseptual. Ia memberi makna pada metode dan material yang ia pilih, memposisikan seni bukan hanya sebagai pembawa pesan, tetapi juga sebagai pesan itu sendiri.
Proses yang Lutfi Yanuar Lalui dalam Berkarya
“Kalau kita punya kepedulian akan sesuatu, ide itu pasti ada, gitu,” ungkap Lutfi. Ia melanjutkan, “Yang ada itu, mencari cara bagaimana ide ini tampil dengan cara yang paling bagus. Idenya pasti sudah ada kalau kita peduli akan sesuatu.” jelasnya.
Peka dengan situasi yang mengelilinginya menjadi kekuatan Lutfi dalam berkarya. Langkah berikutnya, ia akan membuat sketsa di atas kertas. Ia akan secara rutin membuat sketsa pada sketchbook. Ketekunan ini membawanya menjadi seniman profesional yang tak perlu diragukan lagi.
Sumber: Dokumentasi behind the scene karya Lutfi Yanuar pada Pameran Collective di 2Madison Gallery
Lutfi Yanuar Melukis dengan Sistem yang Unik
“Oh, seniman profesional tidak bekerja sesuai mood.” ujar Lutfi tegas.
Dalam berkarya, Lutfi memiliki sistem yang menarik untuk dipraktikkan. Ia fokus melukis pada hari Senin sampai hari Kamis. Tiap harinya, ia memanfaatkan 8 sampai 12 jam untuk menggarap karya. Pada akhir pekan, Lutfi meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama teman-temannya.
Sumber: Dokumentasi display karya Lutfu Yanuar di 2Madison Gallery
“Sebenarnya, semua seniman itu sistematis. Hanya saja, apa yang menurut mereka (seniman) sistematis, tidak dianggap sistematis oleh banyak orang.” kata Lutfi menekankan sistem yang ia buat dalam melukis. Pernyataan ini memberikan pencerahan bagi banyak orang yang kurang mengerti cara kerja para seniman.
Written by Gisela Dita
Editor by Yuni
