Raden Saleh: Melintasi Batas Budaya dan Politik Melalui Kanvas Romantis

8 Desember 2025
Raden Saleh: Melintasi Batas Budaya dan Politik Melalui Kanvas Romantis
Diterbitkan pada  Diperbarui pada  

Raden Saleh (1811–1880) bukan hanya dikenal sebagai pelopor seni lukis modern Indonesia, tetapi juga sebagai sosok yang memanfaatkan kanvas untuk menegosiasikan identitas budaya pada masa kolonial. Pendidikan seninya di Eropa membuatnya menguasai gaya romantisisme yang kemudian ia bawa kembali ke Hindia Belanda. Dengan kemampuan tersebut, ia menunjukkan bahwa seniman pribumi mampu berdiri sejajar dengan para pelukis Eropa, sehingga karya-karyanya berfungsi sebagai bentuk diplomasi budaya yang menantang stereotip kolonial tentang inferioritas masyarakat jajahan.

Dokumentasi Foto Lukisan "The Arrest of Pangeran Diponegoro (1857)" Karya Raden Saleh

Melalui estetika romantik yang dramatis, Raden Saleh menyisipkan kritik halus terhadap kekuasaan kolonial. Lukisan-lukisan bertema alam liar, perburuan, dan kehidupan hewan kerap dimaknai sebagai metafora ketegangan dan perlawanan terhadap dominasi politik Belanda. Contoh paling kuat adalah The Arrest of Pangeran Diponegoro (1857), di mana ia membalik narasi kolonial dengan menggambarkan Diponegoro secara bermartabat dan para pejabat Belanda dengan ekspresi kaku serta tidak proporsional. Dengan cara ini, Raden Saleh tidak hanya memunculkan perspektif pribumi terhadap sejarah, tetapi juga memberi penegasan moral mengenai ketidakadilan kolonial.

Dokumentasi Foto Lukisan "Hunt (1846)" Karya Raden Saleh dan Potret Diri Raden Saleh (1870)

Warisan terbesar Raden Saleh terletak pada bagaimana ia memadukan bahasa visual Eropa dengan kesadaran politik lokal, sehingga menghasilkan karya yang melintasi batas budaya dan menjadi simbol perlawanan terselubung. Seni baginya bukan sekadar estetika, melainkan alat untuk memperlihatkan bahwa masyarakat Hindia Belanda memiliki identitas, suara, dan sejarah sendiri. Karena itu, setelah Indonesia merdeka, karya-karya dan figur dirinya sering dipandang sebagai bagian dari fondasi kebanggaan nasional sekaligus bukti bahwa seni dapat menjadi medium diplomasi dan resistensi.

Dokumentasi Foto Lukisan "Six Horseman Chasing Deer (1860)" Karya Raden Saleh

 

Ditulis oleh Noverdy R

Referensi:

  1. Werner Kraus. Raden Saleh’s Interpretation of the Arrest of Diponegoro: an Example of Indonesian “proto-nationalist” Modernism. Archipel, 2005. 
  2. Raden Saleh, The Arrest of Prince Diponegoro.” Smarthistory. 18 Jan 2024.
  3. Muhammad Rafi Faza Syarif dkk. “Analisis Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dan Pengaruhnya untuk Semangat Juang Bangsa.” Jurnal Kultur, 2022.
Diterbitkan pada  Diperbarui pada  

Tulis komentar