Yayoi Kusama adalah seniman kontemporer asal Jepang yang karya-karyanya tak terpisahkan dari pengalaman psikologis yang ia alami sejak kecil. Kusama sering mengalami halusinasi visual berupa pola berulang seperti titik-titik dan jaring-jaring yang memenuhi penglihatannya. Motif polkadot yang mendominasi karyanya tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga menjadi respons langsung terhadap pengalaman traumatis dan gangguan obsesif-kompulsif yang ia derita. Titik-titik berfungsi sebagai simbol untuk mengendalikan kekacauan batin dan meredam kecemasan yang muncul secara terus-menerus dalam pikirannya.
(1) Dokumentasi Foto Yayoi Kusama oleh Nobuyoshi Araki (WSJ. Magazine) via Victoria Miro, (2) Dokumentasi oleh WendyAvilesR, CC BY-SA 4.0
Dengan melapisi permukaan objek dan ruangan menggunakan polkadot, Kusama menciptakan lingkungan yang mampu “mengatur” realitas yang semula kacau di dalam benaknya. Ini terlihat jelas dalam instalasi seperti Infinity Net atau Infinity Mirror Rooms, di mana Kusama menyulap ruang terbatas menjadi ilusi tanpa batas. Konsep yang ia utarakan merujuk pada perasaan meleburkan diri ke dalam semesta, menghapus batas antara tubuh, ruang, dan identitas.
Dokumentasi Karya Yayoi Kusama di Fondation Beyeler oleh Mark Niedermann
Kusama secara terbuka mengakui bahwa seni adalah bentuk terapi baginya. Proses kreatif menjadi cara untuk menghadapi trauma masa lalu, termasuk tekanan keluarga, ketakutan seksual, dan pengalaman selama Perang Dunia II. Dalam banyak karya, ia tidak hanya menyalurkan rasa sakit, tetapi juga menemukan cara untuk mengendalikannya. Dengan terus-menerus menciptakan pola yang sama, Kusama seperti melakukan ritual penyembuhan psikologis yang mempertemukan pengalaman pribadi dengan refleksi visual yang bisa dirasakan oleh publik. Seni baginya bukan hanya bentuk ekspresi, tapi juga perlindungan dari kehancuran batin.
(1) Dokumentasi Karya Yayoi Kusama di Fondation Beyeler oleh Mark Niedermann, (2) Dokumentasi Karya Yayoi Kusama di Aviva Studios, Manchester oleh David Levene
Menariknya, meskipun karya Kusama dilandasi oleh kecemasan dan gangguan mental, ia juga menyuguhkan pengalaman spiritual dan keindahan. Polkadot dalam konteks ini menjadi simbol ketidakterhinggaan, menyiratkan bahwa segala sesuatu adalah bagian dari totalitas alam semesta. Dalam titik-titik kecil itu, Kusama menghadirkan metafora sel, bintang, hingga partikel atom yang membentuk realitas. Seni Kusama melampaui batas individu, mengajak audiens untuk merenung tentang eksistensi, keterhubungan, dan kemungkinan untuk melebur dalam sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Ditulis oleh Noverdy R
Referensi:
- Kusama, Yayoi. Infinity Net: The Autobiography of Yayoi Kusama. University of Chicago Press, 2011.
- Indian Journal of Psychiatry. "The Princess of Polka Dots: Using Art as a Medium." Vol. 60, 2018.
- Qing Guo. “Mirror Room (Pumpkin) - Yayoi Kusama’s Psychological Space.” Art and Design Review, Vol. 7, No. 1, 2019.

