Van Gogh dan Terapi Warna: Bagaimana Paletnya Menggambarkan Kondisi Psikologis

October 15, 2025
Van Gogh dan Terapi Warna: Bagaimana Paletnya Menggambarkan Kondisi Psikologis
Published on  Updated on  

Vincent van Gogh bukan hanya dikenal karena teknik melukisnya yang khas, tetapi juga karena penggunaan warna yang emosional dan penuh makna. Warna dalam lukisan-lukisannya bukan sekadar unsur estetika, melainkan sarana untuk mengekspresikan dan meredakan tekanan psikologis. Dalam surat-suratnya kepada sang adik, Theo, Van Gogh secara eksplisit mengaitkan warna dengan suasana hati dan pengalaman pribadinya. Contohnya adalah lukisan The Night Café, di mana ia menggunakan kontras warna tajam seperti merah, hijau, dan kuning untuk menggambarkan atmosfer psikologis yang tidak nyaman, seolah mencerminkan kondisi mentalnya yang gelisah.

Dokumentasi Lukisan The Night Café karya Vincent van Gogh (kiri) dan Lukisan Self Potrait Vincent van Gogh 1886 (kanan)

Dalam masa-masa sulitnya, palet warna Van Gogh tampak mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya ia sering menggunakan warna kuning cerah yang melambangkan harapan dan energi, pada masa krisis ia lebih banyak menggunakan nuansa gelap seperti biru, ungu, dan abu-abu. Perubahan ini menunjukkan bahwa warna menjadi cerminan kondisi batin yang berubah-ubah, kadang penuh semangat, kadang suram dan melankolis. Beberapa lukisan seperti Wheatfield with Crows atau At Eternity’s Gate menggambarkan kesepian dan ketegangan emosional yang kuat melalui warna-warna dan komposisinya.

Dokumentasi Lukisan Wheatfield with Crows Karya Van Gogh 1890 (kiri) dan Lukisan Eternity’s Gate Karya Van Gogh 1890 (kanan)

Sejumlah penelitian modern berusaha mengurai hubungan antara warna dan emosi dalam karya-karya Van Gogh. Dalam artikel oleh Xinlu Zhou (2023), dijelaskan bahwa pilihan warna Van Gogh memperlihatkan pola emosi yang kompleks dan dinamis. Warna digunakan sebagai alat untuk menciptakan dampak emosional yang dalam pada pemirsa, bukan sekadar mencerminkan realitas visual. Studi lain yang membandingkan Van Gogh dan Gauguin juga menunjukkan bahwa warna dapat mempengaruhi persepsi psikologis pemirsa, dan bahwa Van Gogh cenderung menggunakan warna-warna terang dan kontras tinggi untuk memperkuat pesan emosional dalam lukisannya.

Dokumentasi Lukisan Sunflowers Karya Vincent van Gogh (kiri) dan Lukisan Starry Night Karya Van Gogh 1889 (kanan)

Pada akhirnya, melukis bagi Van Gogh bukan hanya proses kreatif, tetapi juga cara untuk mengatasi beban emosional. Warna kuning yang mendominasi lukisan seperti Sunflowers bisa ditafsirkan sebagai bentuk perlawanan terhadap kegelapan batin. Meskipun faktor lain seperti budaya, bahan lukis, atau pengaruh seniman lain turut berperan, warna tetap menjadi bahasa emosional Van Gogh yang sangat personal. Melalui lukisannya, kita tidak hanya melihat gambar, tetapi kita merasakan isi hatinya.

 

Ditulis oleh Noverdy R

Referensi:

  1. Naifeh, Steven & Smith, Gregory White. Van Gogh: The Life. Random House, 2011.
  2. Zhou, Xinlu. “An Analysis of the Use of Color in Van Gogh’s Paintings.” Journal of Humanities, Arts and Social Science, vol. 7, no. 10, 2023.
  3. Jeon, Soyeon et al. “Visual performance of painting colors based on psychological factors.” PubMed, 2022.
Published on  Updated on